Ajeng Haryatisari Bahasa PGSD 2010
BAHASA PRIBADI BANGSA
Jumat, 28 Desember 2012
BUNYI BAHASA DAN TATA BUNYI
BUNYI
BAHASA DAN TATA BUNYI
Dalam pembentukan bunyi bahasa ada tiga faktor utama
yang terlibat yakni sumber tenaga, alat ucap yang menimbulkan getaran, dan
rongga pengubah getaran. Bunyi bahasa yang arus udaranya keluar melalui mulut
disebut bunyi oral; bunyi bahasa
yang arus udaranya keluar dari hidung disebut bunyi sengau atau bunyi
nasal. Bunyi bahasa yang arus udaranya sebagian keluar melalui mulut dan
sebagian keluar dari hidung disebut bunyi yang disengaukan atau dinasalisasi.
Vokal
adalah bunyi bahasa yang arus udaranya tidak mengalami rintangan dan kualitasnya
ditentukan oleh tiga faktor: tinggi- rendahnya posisi lidah, bagian lidah yang
dinaikkan, dan bentuk bibir pada pembentukan vokal. Pada saat vokal diucapkan,
lidah dapat dinaikkan atau diturunkan bersama rahang. Contoh: untuk vokal
tertentu seperti [a] bentuk bibir adalah normal, [u] bibir dimajukan sedikit
dan bentuknya sedikit bundar, [i] sudut bibir direntangkan ke samping sehingga bentuknya melebar.
Konsonan
adalah
bunyi bahasa yang arus udaranya mengalami rintangan dengan tiga factor yang
terlibat yaitu keadaan pita suara, penyentuhan atau pendekatan berbagai alat
ucap, dan cara alat ucap itu bersentuhan atau pendekatan. Konsonan
dikategorikan sebagai konsonan yang
bersuara seperti [b] dan [d] sedangkan konsonan
yang tak bersuara seperti [p] dan [t].
Alat ucap yang bergerak untuk membentuk bunyi bahasa
dinamakan artikulator: bibir bawah,
gigi bawah, dan lidah. Daerah yang disentuh atau didekati oleh artikulator
dinamakan daerah artikulasi: bibir
atas, gigi atas, gusi atas, langit- langit keras, langit- langit lunak, dan
anak tekak. Bunyi yang dihasilkan oleh bibir atas dan bawah dinamakan bilabial contohnya; [p], [b] dan [m].
Penamaan bunyi dilakukan dengan menyebutkan artikulator yang bekerja seperti labio- (bibir bawah), apiko- (ujung lidah), lamino- (daun lidah), dorso- (belakang lidah), dan radiko- (akar lidah), diikuti oleh
daerah artikulasinya: labial (bibir
atas), -dental (gigi atas), alveolar (gusi), -palatal (langit- langit keras), -velar (langit- langit lunak), dan -uvular (anak tekak). Cara artikulator menyentuh dan mendekati
daerah artikulasi dan bagaimana udara keluar dari mulut dinamakan cara artikulasi. Bunyi yang dihasilkan
karena bibir bawah bersentuhan dengan gigi atas disebut labiodental (bibir- gigi) contohnya: bunyi [f]. Bunyi yang dibentuk
dengan ujung lidah atau daun lidah yang menyentuh atau mendekati gusi disebut alveolar contoh: [t], [d] dan [s].
Bunyi yang dibentuk dengan ujung lidah menyentuh dan mendekati gigi atas disebut
bunyi dental, contohnya; [t] dan [d]
sebagai penutur. Bunyi yang dibentuk di dengan depan lidah menyentuh atau
mendekati langit- langit keras disebut bunyi palatal, contoh: [c], [j] dan [y]. Bunyi yang dihasilkan dengan
belakang lidah yang mendekati atau menempel pada langit- langit lunak disebut
bunyi velar, contoh: [k] dan [g].
Bunyi
bahasa yang minimal yang membedakan bentuk dan makna kata dinamakan fonem. Dalam ilmu bahasa fonem ditulis di antara dua garis miring: /…/.
Jadi, dalam bahasa Indonesia /p/ dan /b/ adalah dua fonem karena kedua bunyi
itu membedakan bentuk dan arti. Contoh: pola - /pola/ : bola - /bola/
Variasi
suatu fonem yang tidak membedakan arti kata dinamakan alofon. Alofon dituliskan di antara dua kurung siku […]. Kalau [p]
yang lepas ditandai dengan [p] saja sedangkan [p] yang tidak lepas ditandai
dengan [p>], maka dapat dikatakan bahwa dalam bahasa Indonesia fonem /p/
memiliki dua alofon, yakni [p] dan [p>]. Contoh: [p] pada kata siap dilafalkan dengan meregangkan
katupan kedua bibir atau tetap mengatupkannya, maka tidak aka nada perubahan
bentuk maupun makna kata.
Perbedaan
fonem dan grafem yaitu apabila fonem mengenai bunyi sedangkan grafem mengenai huruf. Grafem
dituliskan diantara dua kurung <…>. Contoh: untuk menyatakan benda yang
dipakai untuk duduk, kita menulis kata kursi
dan mengucapkannya pun /kursi/ dari segi grafem ada lima satuan yaitu
<k>, <u>, <r>, <s> dan <i>.
Gugus
konsonan adalah gabungan dua konsonan atau lebih yang
termasuk dalam satu suku kata yang sama. Jika gabungan konsonan seperti itu
termasuk dalam dua suku kata, maka gabungan itu tidak dinamakan gugus. Contoh:
/kl/ dalam /klinik/ adalah gugus karena /kl/ masing- masing termasuk dalam satu
suku kata.
Diftong
adalah
vokal yang berubah kualitasnya pada saat pengucapannya. Dalam sistem tulisan
diftong bisa dilambangkan oleh dua huruf vokal kedua huruf vokal tersebut tidak
dapat dipisahkan. Contoh: bunyi [aw] pada kata harimau adalah diftong sehingga grafem <au> pada suku kata –mau tidak dapat dipisahkan menjadi ma-u.
Suku kata adalah bagian kata yang diucapkan dalam satu
hembusan napas dan umumnya terdiri atas beberapa fonem. Suku kata yang berakhir
dengan vokal (K) V disebut suku buka
dan suku kata yang berakhir dengan konsonan (K) VK disebut suku tutup. Contoh: pergi per-
gi (kata pergi diucapkan dengan dua hembusan napas: satu untuk per- dan satunya lagi untuk –gi karena itu, pergi terdiri dari dua
suku kata).Senin, 24 Desember 2012
PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI SD PADA ERA GLOBALISASI
A.
Pendahuluan
Globalisasi adalah suatu proses
penyebaran unsur- unsur baru khususnya menyangkut informasi secara duniawi
melalui media cetak dan elektronik (Wahyuni dan Yusniati, 2007). Arus
globalisasi memang tidak dapat dibendung lagi sehingga berpengaruh dalam
berbagai aspek khususnya dalam berbahasa. Dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia dikemas dalam empat aspek keterampilan berbahasa yaitu menyimak,
membaca, berbicara dan menulis (Sastromiharjo, 2010). Guru SD memiliki peran
penting dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia sehingga siswa bukan
hanya memiliki kemampuan optimal dalam keterampilan berbahasa namun dapat
menghadapi era globalisasi dengan penuh kesiapan.
B.
Pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia Di SD Pada Era Globalisasi
Siswa di SD pada era globalisasi ini
dihadapkan dengan teknologi yang semakin berkembang pesat serta pengaruh budaya
asing. Guru sebaiknya dapat mencermati Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Bahasa
Indonesia SD/MI serta disesuaikan dengan kondisi era globalisasi saat ini
sehingga proses pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang masih belum dapat
terlaksana dengan baik dapat segera dibenahi untuk ketercapaian SKL serta
tujuan pembelajaran.
a.)
Mendengarkan
Memahami wacana lisan berbentuk perintah, penjelasan, petunjuk,
pesan, pengumuman, berita, deskripsi berbagai peristiwa dan
benda di sekitar, serta karya sastra berbentuk dongeng, puisi, cerita, drama,
pantun dan cerita rakyat. (PERMENDIKNAS NO. 23 Tahun 2006)
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia saat ini
khususnya keterampilan mendengarkan masih banyak guru yang menggunakan pola
lama, yaitu siswa hanya mendengarkan dan berupaya menjawab yang dijelaskan oleh
guru. Ada kecenderungan bahwa keterampilan mendengarkan dalam Bahasa Indonesia kurang
mendapat perhatian. (Iskandarwassid dan Sunendar, 2008)
Di era globalisasi yang semakin canggih guru dapat
memanfaatkan teknologi yang sudah berkembang salah satunya dengan media
pembelajaran yang menurut Schram yaitu teknologi pembawa pesan yang dapat
dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran (Susilana dan Riyana, 2008). Contohnya
dalam pembelajaran mendengarkan berita siswa dapat mempergunakan media audio
visual yaitu melalui siaran televisi atau dalam pembelajaran mengapresiasi
drama siswa dapat menyaksikan pementasan drama dengan video yang ditayangkan
oleh guru sehingga pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia lebih bervariasi
dan menyenangkan. Selain itu dengan menggunakan internet siswa dapat mengakses
serta mendengarkan langsung dongeng ataupun pembacaan puisi.
b.)
Berbicara
Menggunakan
wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam
kegiatan perkenalan, tegur sapa, percakapan sederhana, wawancara, percakapan
telepon, diskusi, pidato, deskripsi peristiwa dan benda di sekitar, memberi petunjuk,
deklamasi, cerita, pelaporan hasil pengamatan, pemahaman isi buku dan berbagai
karya sastra untuk anak berbentuk dongeng, pantun, drama, dan puisi. (PERMENDIKNAS
NO. 23 Tahun 2006)
Permasalahan
dalam keterampilan berbicara salah satunya karena arus globalisasi yang memang
tidak dapat dibendung lagi. Inilah yang sering menakuti orang tua sehingga
bangga jika anaknya pandai berbicara bahasa asing walaupun berbahasa ibu yaitu
Bahasa Indonesia dengan kacau balau (Puspandari, 2011) misalnya kesalahan berbahasa
dalam bidang fonologi, seharusnya mengucapkan air menjadi aer, sepeda menjadi
sepedah atau Indonesia menjadi Endonesia. (Indihadi, Zaenuddin dan Gusrayani,
2008). Peran guru Bahasa Indonesia di SD selain memberikan materi, pada saat
ini diharapkan dapat peka menyikapi pengaruh globalisasi terhadap bahasa yaitu menumbuhkan
kembali rasa cinta dan bangga berbicara Bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Sehingga siswa memiliki kompetensi bahasa yang baik maka dia dapat
berkomunikasi dengan orang lain dengan baik dan lancar. (Tarigan, 2009) Setelah
siswa terbiasa berbicara dengan baik dan benar mereka dapat lebih mudah
mengaplikasikan keterampilan berbicara baik berupa perkenalan, wawancara,
percakapan telepon, pidato serta keterampilan berbicara yang lain.
c.) Membaca
Menggunakan
berbagai jenis membaca untuk memahami wacana berupa petunjuk, teks panjang, dan
berbagai karya sastra untuk anak berbentuk puisi, dongeng, pantun, percakapan,
cerita, dan drama. (PERMENDIKNAS NO. 23 Tahun 2006)
Teknologi
yang berkembang pesat memiliki pengaruh terhadap minat baca siswa sehingga
siswa SD yang diberikan fasilitas oleh orang tua misalnya seperti PSP, Blackberry, I Pad, laptop, dan alat canggih lainnya
cenderung lebih pasif dan malas untuk membaca. Hal ini dapat berpengaruh terhadap
keterampilan membaca siswa baik dalam memahami wacana serta karya sastra anak. Peran
guru SD untuk meningkatkan motivasi siswa untuk gemar membaca serta menjalin
komunikasi dengan orang tua agar siswa dapat membiasakan membaca buku sehingga
tidak terpengaruh dampak negatif dari globalisasi. Di sekolah pun dapat
disediakan taman bacaan yang nyaman bagi siswa sehingga siswa senang membaca
buku yang akan mendukung pada proses pembelajaran.
d.) Menulis
Melakukan
berbagai jenis kegiatan menulis untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan
informasi dalam bentuk karangan sederhana, petunjuk, surat, pengumuman, dialog,
formulir, teks pidato, laporan, ringkasan, parafrase, serta berbagai karya
sastra untuk anak berbentuk cerita, puisi, dan pantun (PERMENDIKNAS NO. 23
Tahun 2006)
Pada
era globalisasi diperlukan pemikiran yang kreatif dan kritis (Sastromiharjo,
2011) sehingga dengan keterampilan menulis dapat menunjang kemampuan tersebut.
Untuk meningkatkan kreatifitas dan pemikiran kritis dapat diterapkan model
pembelajaran mind map khususnya dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan tujuan menjadi media, untuk melatih pola pikir,
brainstorming, visualisasi, dan
penyelesaian masalah. (Saleh, 2008)
C.
Penutup
Pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia di SD pada era globalisasi menghadapi berbagai
tantangan. Sehingga memerlukan dukungan dari berbagai pihak baik sekolah maupun
orang tua agar siswa SD tetap cinta dan bangga dengan Bahasa dan Sastra
Indonesia ditengah arus globalisasi.
KUMPULAN PUISI KARYA AJENG HARYATISARI
KUMPULAN PUISI KARYA
AJENG HARYATISARI
KATAKAN TIDAK PADA
NARKOBA
Masaku kini telah
beranjak
Menyusuri angan-angan
kehidupan gemerlap
Keikraran menjadi
pandangan belaka
Hati kelu menjadi
saksi bisu
Rengguhan semboyan
generasi penerus
Kini telah sirna
Hanya karena sebutir
dan setetes narkoba
Semua menjadi kelam
kelabu
Masa depan kini
tinggal kenangan
Narkoba yang telah
merenggutnya
Telah merusak akhlak,
moral dan martabat bangsa
Menipu hati meracuni
jiwa
Kemana pemuda
Indonesia sejati?
Kemana pemuda harapan
bangsa?
Kini hanya tinggal
kemurungan, keresahan
Dan penyesalan
Narkoba musuh
terlaknat kami
Narkoba yang telah
menjerumuskan kami
Janganlah terlena
nafsu duniawi semata
Dan janganlah
mendengar bisikan setan iblis
Katakanlah dan ingat
Katakan tidak pada
narkoba
Ayo bangkit..!!
Dan jadilah penerus
bangsa sejati
2005
KORUPTOR TAK BERHATI
Karena kau kami
terhina
Karena kau kami
menderita
Kini kau telah menjadi
raja
Penguasa segala harta
Kau hanya mementingkan
kepentingan semata
Tetapi kami lelah
meminta-minta belas kasihan
Kau hanya bisa tertawa
menikmati uang negara
Tetapi kami menangis,
menjerit dan merintih kelaparan
Gerak pekerti kami pun
dianggap salah arti
Dan kami hanya
dianggap tikus-tikus sampah
Kau penguasa bangsa
kami
Yang tidak memiliki
hati
Kau hanya bisa memakan
uang negara
Apakah kau tidak
berfikir dua kali
untuk memakan uang
kami?
Apakah kau tidak takut
panasnya api neraka?
Apakah kau tidak sadar
akan adzab di akhirat nanti?
Yang kelak engkau
pasti akan menyesal
Oh Tuhan sadarkanlah
mereka
Kami hanya dapat
pasrah
Sebab
pertanggungjawaban ada ditangannya
2005
MERDEKA INDONESIAKU
Bila kita ingat 63
tahun silam
Gemuruh pertempuran
menderu
Genting di setiap
sudut kota
Bagai kiamat berkelanjutan
Para pahlawan
Berdiri di barisan
terdepan
Berseragam lusuh
Namun semangat juang
berkobar
Dalam hitungan waktu
Peluru demi peluru
Menembus nadimu
Dimandikan darah
Harta, benda bahkan
mahalnya nyawa
Mereka korbankan
Setiap bola mata serta
alam semesta
Menjadi saksi
perjuangan
Tetapi apa yang telah
kita lakukan
Tak becus menjaga
warisan kemerdekaan
Hanya keterpurukan
dirasakan
Akibat orang-orang
yang tak mengerti arti kemerdekaan
Hati nurani janganlah
mati
Kobarkan kembali
semangat juang para pahlawan
Dan mari kita pekik
kembali semangat kemerdekaan
Merdeka..merdeka..merdeka
untuk Indonesiaku!
Bandung, Agustus
2008
SEMANGAT PEMUDA
INDONESIA
Secercah harapan hidup
Tak akan terhapuskan
Dengan semangat juang
tinggi
Terus menjemput impian
Walau begitu berat
Beban kau pikul
Niat baja menggebu
Tak akan mematahkan
asa
Keringat
Tetesan darah
Bahkan nyawa
Menjadi benteng yang
tak dapat terabaikan
Tetapi semua terobati
Dengan prestasi
gemilang
Karya pemuda
Harapan bangsa
Ayo pemuda
Wujudkan cita-citamu
Gerbang pembangunan
Indonesia
Menanti kehadiran
semangatmu
2008
TANAH AIRKU MENANGIS
Detik demi detik
berlalu
Sayup kehidupan terus
menggema
Beramai-ramai segala
insan bertebaran
Demi menyongsong
kehidupan
Tanpa terduga
Kiamat sughra itu
datang
Goncangan demi
goncangan menghantam
Meluluhlantakkan Jawa,
Bali, Padang dan sekitar
Puing-puing berserakan
Korban-korban
berjatuhan
Mayat-mayat
bergelimpangan
Kepanikan terus
mencekam
Kini Tanah Airku
kembali menangis
Bencana terus
menghampiri
Mengusik tanpa henti
Hingga tak bertepi
Apakah ini sebuah
pertanda?
Bahwa Sang Pencipta
telah murka
Melihat keterpurukan
Akhlak dan moral
bangsa
Mungkinkah ini semua
peringatan?
Agar kita kembali
sadar
Bahwa alam fana ini
Tidaklah kekal
Marilah kita bangkit!
Untuk menjadi manusia
mulia
Sebelum malaikat
izrail memainkan peran
Hingga azal datang
menjelang
2009
MEMORIAL PERSAHABATAN
SMA
Memasuki suasana baru
kelas
Pemandangan asing
menyapa tanya
Bertemu di baris kedua
jajaran bangku
Awal jumpa cerita
klasik
Pertemuan penuh makna
Mengawali indahnya
kisah masa SMA
Dinding berangan nyata
Namun kita bahagia
Tanpamu hidup ini
hampa
Tanpamu mata ini buta
Jangan pisahkan kami
Karena kami enam tangkai
bunga
Yang tak bisa hidup
tanpa lebah
Dan akan layu tanpa
air
Kami ini satu
Satu hati
Satu harapan
Satu tujuan
Kami ini sahabat
Sahabat kala suka duka
Yang tak dapat
terbayar
Oleh nyawa
2009
PENGHARAPAN MALAM
Duduk membisu di atap
langit
Dingin sendiri menyepi
Malam gulita menerpa
jiwa
Namun hati tetap
disini
Bayanganmu terus
menyisir langkah
Ilusi terus
menggelantungi jejak
Tetapi jiwaku tetap di
sini
Jangan takut malam aku
takkan hilang
Jika kau sabar menanti
Kau yakin akan hadirku
Akupun yakin akan
hadirmu
Jika kau tak sabar
Bahkan tak yakin akan
hadirku
Tolong tinggalkan aku
Tapi aku tak ingin
Melihat hatimu
terkikis
Aku sungguh tenang
Di sampingmu malam
2009
MENGAPA TAK SEBENING
DAHULU?
Sang bayi lahir di
gubuk sederhana
Menangis mungil tanpa
terbendung
Tumbuh seiring
gulirnya waktu
Hingga tiba suatu masa
Tanpa terasa
Noda demi noda
tergurat jelas
Lisan yang terucap
semakin hina
Terkontaminasi oleh
zaman
Sungguh suatu bukti
nyata
Bahwa jiwa semakin
palsu
Hanya tertipu
kesilauan dunia
Wibawa habis oleh
harta
Dalam lubuk hati kecil
bertanya
Mengapa tak sebening
dahulu?
Lahir batin fitri
Tanpa bergelimang dosa
Terlanjur sudah
Menyesali khianat diri
Kini hanya dapat
bersimpuh
Hingga bening kembali
batin ini
2009
KISAH SANG BURUNG
KENARI
Awan menari diiringi
tawa
Bebas lepas tanpa
mendung
Tak bosan aku pandangi
Burung kenari riang di
atas sana
Sungguh tak
terduga sang burung jatuh
Tertepis angin begitu
malang
Tak ada yang peduli
Sungguh nestapa
Sang burung tak mau
pasrah
Walau darah berlumur
di sekujur
Mata kabur tak menentu
Lemas tubuh mungilnya
Namun sang burung
Tetap berjalan
Tak gentar
Menahan getirnya hidup
Kenari malang
Tetap kepakkan sayapmu
Walau perih tak
tertahan
Akhirnya terbang
tinggi tenang
2009
RAHASIA HATI
Di kala hati penuh
sesak
Memecah batu karang
Entah apa yang
dirasakan
Tapi ku yakin cahaya
itu datang
Kian lama hentakan
Tak terkendali
Pikiran hanyut
Tak menentu
Akhirnya secercah
cahaya
Datang menggebu
Menghangatkan kalbu
Hingga gemuruh itu
hilang
Tenang hati
Pikiran terang
Akal berkembang
Jiwa menggema
Hati ini kuatkanlah
Walau hati rapuh
Namun ku yakin satu
Semangat jiwaku
2009
ARTI KESENDIRIAN
Tersenyum wahai samudera
Simfoni hembusan angin
Menenangkan deru ombak
Kian menerpa
Wahai angin
Dengarkan bisikan jiwa
Aku pulang
Dengan mata terbuka
Jangan biarkan aku
sendiri
Menangis pilu
Di balik seruan alam
Alam fana yang palsu
ini
Janganlah kau kaku
membisu
Tak bising
Hingga membuatku
Dihantui sepi sendiri
Jangan sia-siakan
Aku di sini kawan
Hingga engkau sadar
Akan arti kesendirian
2009
BIDADARI SURGA
(Untuk Ibu)
Doa selalu mengiringi
Sujudmu begitu
menyejukkan batin
Setiap langkah adalah
ibadah
Engkau sungguh wanita
salihah
Keringat bersimbah di
sekujur tubuh
Atas segala kerja
keras
Tak kenal lelah
Engkau sungguh wanita
mulia
Begitu banyak terpaan
kau hadapi
Dengan keyakinan takwa
dan kekuatan doa
Semua meringankanmu
Engkau sungguh wanita
tegar
Maafkan anakmu ini ibu
Belum mampu membuatmu
Tersenyum bahagia
bahkan bersyukur
Untuk saat ini
Maafkan anakmu ini ibu
Terkadang khilaf
Selalu membuatmu lelah
Engkau sungguh wanita
penyabar
Maafkan anakmu ini ibu
Sekarang telah dewasa
Namun belum mampu
Meringankan bebanmu
Aku berusaha dan
berjuang
Meski menempuh jalan
panjang
Namun itu tiada
artinya
Dibanding segala
cahaya ketulusanmu
Doakan anakmu ini
Di suatu hari nanti
Mampu mengangkat
derajatmu
Di dunia maupun di
akhirat
Hanya Allah SWT
Yang dapat membalas
segala keridhaanmu
Engkaulah bidadari
surga
Ibu…
2010
Langganan:
Postingan (Atom)